tag:blogger.com,1999:blog-42365214321179177932024-02-07T23:42:42.396-08:00Cinta Allah dan RasulCinta Sejati hanya dipersembahkan untuk AllahAdminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.comBlogger9125tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-70904330305815401382013-09-05T09:33:00.000-07:002013-09-05T09:39:49.076-07:00Dari Pengobatan Herbal sampai Pengobatan Thibbun Nabawi<div style="text-align: justify;">
Kini telah ramai untuk mengatasi masalah penyakit tanpa efek samping banyak beralih kepada pengobatan herbal dan pengobatan ala nabi, akan tetapi apakah mereka tahu apa itu pengobatan herbal dan apa itu pengobatan ala nabi (thibbun nabawi). Informasi dari berbagai sumber bahwa yang dimaksud dengan <b>pengobatan herbal</b> adalah pengobatan dengan menggunakan obat herbal yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, karena tidak mempunyai efek samping seperti pada obat-obatan kimia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah perjalanan Obat Herbal, yaitu jamu Cina, ayurveda jamu dan jamu barat, yang mencapai dari Yunani, Roma, dan Eropa kemudian secara bertahap harus bergabung di Amerika Utara dan Selatan. obat Herbal memiliki kemampuan menyembuhkan berbagai penyakit, dari penyakit yang ringan seperti flu, sampai berbagai penyakit berat lainnya seperti penyakit darah tinggi, asma, nyeri, dan gangguan kardiovaskular, kanker, dan lain sebagainya.
Pada abad ke-19 para ilmuwan mulai menemukan bahwa semua kandungan obat kimia yang mereka gunakan sama dengan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan, maka sejak itu mulailah dibuat obat sintetik yang semua bahan yang digunakan adalah obat-obatan herbal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Konsep Pengobatan Herbal </b></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pendekatan yang dipakai bersifat holistic. Tubuh manusia dipandang memiliki suatu system harmoni yang selalu seimbang; tidak berfungsinya satu bagian tubuh menyebabkan ketidakseimbangan dibagian tubuh yang lain. Jika tubuh tidak mampu melakukan penyeimbangan kembali seperti keadaan semula, maka akan tibul suatu penyakit. Salah satu tujuan dari pengobatan herbal adalah membantu tubuh mengembalikan keharmonisan atau keseimbangan tubuh. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Selain dari faktor eksternal, pengobatan herba memahami bahwa dari dalam diri manusia terdapat kekuatan penyembuh yang datang dari faktor Spiritual, emosional, mental, dan fisikal. Kekuatan penyembuh tersebut dalam dunia medis modern dikenal dengan Sistem Imun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sistem Imun menjadi penentu utama sehat atau sakitnya seseorang. Herbalogi menaruh perhatian besar terhadap masalah imunity tersebut. Sehingga tujuan pengobatan adalah diarahkan untuk “Improve and maintain body immune system against external pathogen and pressure”. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Menggunakan semurni-murninya bahan dari herba sebagai obat, tanpa tambahan zat kimia sintetis </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh Obat Herbal seperti <a href="http://multiherbal.biz/kapsul-ekstrak-kulit-manggis-3012.html">Kapsul Kulit Manggis</a>, <a href="http://multiherbal.biz/kapsul-daun-sirsak-3015.html">Kapsul Daun Sirsak</a>, <a href="http://www.bandungherbal.net/kapsul-binahong-kualitas-terbaik-3758.html">Kapsul Binahong</a>, <a href="http://multiherbal.biz/jelly-gamat-gold-g-5879.html">Jelly Gamat Gold G</a> dll. Bahkan kini pengobatan herbal pun marak di jumpai dalam beragam <a href="http://www.herbalpasutri.net/">obat pasutri</a> dan kosmetik, seperti <a href="http://multiherbal.biz/kosmetik-herbal-4566.html">kosmetik herbal</a> dari <a href="http://creamanisa.pemutihwajahalami.net/">anisa skin care</a> dengan produk <a href="http://creamanisa.pemutihwajahalami.net/cream-anisa-beauty-care-32.html">cream anisa beauty care</a>, <a href="http://creamanisa.pemutihwajahalami.net/cream-anisa-premium-10.html">cream anisa premium</a> dll. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pengobatan Ala Nabi (Thibbun Nabawi</b>) berasal dari ilahiah dan pada dasarnya bahan-bahan yang dijadikan obat terbuat dari herbal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam Al-Quran disebutkan bagaimana Allah SWT memberikan informasi tentang madu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
يَخْرُجُ مِنْ بُطُونِهَا شَرَابٌ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah ta’ala) bagi orang-orang yang memikirkan.” (An-Nahl: 69) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
إِنَّ هَذِهِ الحَبَّةَ السَّوْدَاءَ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا مِنَ السَّام
“</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesungguhnya pada habbatussauda’ terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian (HR. Bukhari - Muslim) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari Sahabat Sa’ad mengisahkan, pada suatu hari aku menderita sakit, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku, beliau meletakkan tangannya di antara kedua putingku, sampai-sampai jantungku merasakan sejuknya tangan beliau. Kemudian beliau bersabda, ‘Sesungguhnya engkau menderita penyakit jantung, temuilah Al-Harits bin Kalidah dari Bani Tsaqif, karena sesungguhnya ia adalah seorang tabib. Dan hendaknya dia [Al-Harits bin Kalidah] mengambil tujuh buah kurma ajwah, kemudian ditumbuh beserta biji-bijinya, kemudian meminumkanmu dengannya (HR.Abu Dawud) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Petunjuk praktis dan kaidah medis pengobatan telah sangat banyak dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan diajarkan kepada para sahabat Nabi SAW. Bila keseluruhan formula dan kaidah praktis itu dipelajari secara saksama, tidak salah lagi! Bahwa kaum Muslimin dapat mengembangkannya menjadi sebuah sistem dan metode (thariqah) pengobatan yang tidak ada duanya. Disitulah akan terlihat korelasi yang erat antara sistem pengobatan Ilahi dengan sistem pengobatan manusia. Karena Allah SWT telah menegaskan: “Telah diciptakan bagi kalian semua segala apa yang ada di muka bumi ini” (QS. Al Baqarah [2]: 29. Ilmu pengobatan beserta segala media dan materinya, termasuk yang diciptakan oleh Allah SWT tidak hanya untuk kaum muslimin saja, tetapi juga untuk kepentingan seluruh umat manusia. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Contoh Obat Thibbun Nabawi seperti <a href="http://www.bandungherbal.net/toko-habbatussauda">Habbatussauda</a>, <a href="http://multiherbal.biz/madu-tongkat-arab-obat-kejantanan-5043.html">Madu</a>, <a href="http://multiherbal.biz/extra-virgin-olive-oil-minyak-zaitun-175ml-al-amir-2321.html">Minyak Zaitun</a> dll </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan demikian, Pengobatan Ala Nabi dapat diyakini dan bersifat pasti (qath’i), bernuansa ilahiah, Alamiah, berasal dari wahyu dan misykat Nubuwwah, Ilmiah serta berasal dari kesempurnaan akal melalui proses berfikir (aqliyah). Namun tentunya, berkaitan dengan kesembuhan suatu penyakit, seorang hamba tidak boleh bersandar semata dengan pengobatan tertentu, dan tidak boleh meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan sakitnya. Seharusnya ia bersandar dan bergantung kepada Al Khaliq, Dzat yang memberikan penyakit dan menurunkan obatnya sekaligus, yakni Allah SWT Robbul Izzati. Seorang hamba hendaknya selalu bersandar pada hukum dan aturan-Nya dalam segala keadaannya. Hendaknya seseorang yang sakit selalu berdoa memohon kepada-Nya agar menghilangkan segala kemudharatan dan mengambil hikmah dari berbagai penyakit yang telah menimpa dirinya. Wallohu a’lam bish-showaab </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bingung Cari Obat Herbal dan Thibbun Nabawi! Bisa hubungi, <a href="http://www.bandungherbal.net/toko-madu-murah">Toko Madu</a>, <a href="http://www.bandungherbal.net/toko-habbatussauda">Toko Habbatussauda</a>, <a href="http://multiherbal.biz/">Toko Herbal</a> Multiherbal di situsnya http://multiherbal.biz/</div>
</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-61386074989709587132013-04-09T05:17:00.002-07:002013-04-09T05:17:39.004-07:00An-Nawar binti Malik : Muslimah Di Balik Kecemerlangan Zaid bin Tsabit<br />
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Zaid bin Tsabit r.a. adalah salah satu jenius yang pernah dimiliki umat Islam. Pada usia belasan tahun beliau telah menjadi pencatat wahyu, delegasi bagi perundingan yang dilakukan negara Madinah dengan kerajaan-kerajaan asing, dan sebagai sekretaris pribadi Rasulullah Saw. Semua tugas tersebut beliau emban karena kemampuannya yang tiada duanya dalam bidang tulis-menulis, hafalannya yang cemerlang dan kemampuannya menguasai bahasa asing yang sangat cepat. Puncak dari kecemerlangan Zaid bin Tsabit r.a. yang dicatat dengan tinta emas para sejarawan Islam adalah perannya yang agung sebagai ketua dan pengawas <i>lajnah</i>pembukuan Al Qur’an. Beliau ditunjuk untuk melaksanakan amanah maha penting tersebut ketika usianya belum lagi mencapai 22 tahun. Jika memakai ukuran pemuda zaman sekarang, berarti Zaid bin Tsabit didaulat untuk melaksanakan amanah tersebut padahal beliau belum menyelesaikan kuliahnya.</div>
<a name='more'></a><div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Allah telah menolong umat ini melalui kecemerlangan intelektual Zaid bin Tsabit. Namun, mungkin tidak banyak umat Islam yang tahu, bahwa dibalik kecemerlangan Zaid bin Tsabit r.a. terdapat peran cerdas seorang ibu. An-Nawwar binti Malik r.a., adalah ibunda dari Zaid bin Tsabit. Beliau seorang diri mengasuh Zaid karena suaminya meninggal dalam suatu peperangan ketika Zaid bin Tsabit masih berusia enam tahun. Meskipun demikian beliau mampu mengantarkan putranya tersebut ke derajat yang sangat mulia, sehingga Rasulullah Saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman mengangkatnya menjadi sekretaris pribadi sekaligus menggantikan mereka melaksanakan tugas kenegaraan ketika sedang berhalangan. Kisahnya menjadi sangat menarik untuk ditelaah dan dipetik hikmahnya serta dijadikan uswah ketika muncul banyak suara-suara sumbang nan aneh yang menganggap wanita yang maju adalah mereka yang berkiprah di ranah publik dan tidak terkurung di kubangan tetek-bengek domestik, dimana mendidik anak termasuk di dalamnya.</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Kisah itu dimulai pada suatu hari ketika langit Madinah dipenuhi oleh ghirah juang para mujahidin, Rasulullah Saw dan para sahabat tengah bersiap-siap menuju medan perang Badar. Zaid bin Tsabit ketika itu masih berumur tiga belas tahun, namun ia tidak mau ketinggalan dalam membela agama Allah, maka ia pun mengambil pedangnya dan menghadap Rasulullah hendak mendaftarkan diri bergabung dengan pasukan. Dengan menyeret pedangnya yang berat Zaid bin Tsabit menghampiri Rasulullah, meski tidak sanggup mengangkat pedangnya, semangatnya sungguh tinggi. Akan tetapi, di dalam peperangan yang sesungguhnya semangat saja tidak cukup, postur tubuh Zaid serta usianya yang masih terlalu belia membuat Rasulullah Saw tidak bisa menerimanya untuk bergabung dengan pasukan perang Badar.</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Mendapati dirinya ditolak masuk ke dalam barisan mujahidin, Zaid muda menjadi sangat sedih. Harapannya untuk bisa berkontribusi bagi tegaknya agama Allah dan keberlangsungan negara Madinah yang baru dirintis pupus sudah, ia pun pulang ke rumahnya dengan berlinang air mata. Sesampai di rumah, ia menemui ibundanya tercinta an-Nawar binti Malik dan berkata, “Rasulullah saw melarangku berjihad.”</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
An-Nawar binti Malik adalah seorang ibu yang bijaksana, ia paham betul bahwa di dalam jiwa anaknya sedang berkobar semangat untuk bisa memberikan sesuatu bagi agamanya, ia tahu dengan pasti bahwa putranya sangat ingin mengabdi demi tegaknya<i>kalimatullah</i>. Namun sahabiyah yang mulia itu juga mengerti dengan jelas penolakan Rasulullah terhadap anaknya. Zaid jelas masih terlalu belia untuk terjun ke dalam suatu peperangan. Lalu apa yang dilakukan ibu yang bijaksana itu? Simaklah jawabannya kepada sang anak,</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
“Jangan bersedih, engkau bisa membela Islam dengan cara lain. Jika tidak mungkin dengan jihad ke medan perang, cobalah berjihad melalui lisan atau tulisan.”</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Ibu yang baik tentu tahu kualitas, potensi, bakat dan keunggulan anaknya. Begitulah an-Nawar binti Malik, ia tahu bahwa putranya memiliki potensi intelektual yang menjanjikan. Zaid bin Tsabit adalah seorang anak yang cerdas. Oleh karena itu, ia mengarahkan anaknya untuk lebih mengembangkan potensinya sekaligus sebagai hiburan bagi anaknya yang tengah kecewa karena belum diizinkan bergabung di dalam sebuah peperangan. Negara Madinah tentu membutuhkan orang-orang yang cakap beretorika dan lihai bernegosiasi, belum lagi kemampuan baca-tulis masih merupakan barang langka waktu itu. An-Nawar binti Malik tahu bahwa putranya sangat mungkin menguasai kedua kemampuan penting itu. Ia lalu meyakinkan putranya seraya berkata,</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
“Engkau menguasai Al Qur’an dengan sempurna juga bisa menuliskannya, ini jarang terjadi pada saat ini. Engkau telah banyak menghafal Al Qur’an dengan hafalan yang baik. Oleh karena itu, mari kita pergi kepada Rasulullah Saw dan kita akan melihat bagaimana kita bisa menentukan potensi-potensi ini untuk membela Islam dan kaum muslimin.”</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Tidak hanya memberikan motivasi, pada hari yang telah ditentukan bersama beberapa orang dari kabilahnya, an-Nawar binti Malik mengantarkan Zaid untuk bertemu Rasulullah Saw untuk melihat apa yang bisa dilakukan anak itu dengan potensi yang dimilikinya. Mereka berkata,</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
“Ya Rasul, anak kami Zaid bin Tsabit ini hafal 17 surah dari Al Qur’an dan dia membacanya dengan benar sebagaimana ketika wahyu itu diturunkan kepadamu. Terlebih lagi, ia pandai membaca dan menulis. Ia (Zaid bin Tsabit) ingin agar dengan kemampuannya tersebut ia bisa dekat dan menetap denganmu. Jika engkau mau, simaklah bacaannya.”</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Rasulullah Saw pun mempersilakan Zaid menunjukan kemampuannya, setelah mendengarnya beliau Saw terpukau dan mengakui kehebatan hafalan Zaid. Tidak cuma itu, beliau juga sangat menghargai kecakapan baca-tulis yang dimiliki remaja belasan tahun itu. Tanpa mempermasalahkan lagi umurnya yang belia, Rasulullah Saw kemudian memberikan amanah pertama kepada Zaid, amanah yang menjadi tonggak jihad pena yang tetap dia laksanakan bahkan setelah Rasulullah Saw wafat. Rasulullah Saw bersabda kepadanya,</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
“Wahai Zaid, pelajarilah kitab Yahudi untukku karena aku tidak bisa membuat mereka beriman kepada apa yang aku katakan kepada mereka.”</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Tugas mempelajari kitab Yahudi yang diberikan kepada pemuda itu bukan hanya berarti ia harus berjibaku dengan diskursus perbandingan agama, ia juga harus mempelajari bahasa Ibrani, sebuah bahasa yang sangat penting ketika itu. Misi mendalami ideologi dan bahasa kaum Yahudi itu dilaksanakan dengan baik oleh Zaid bin Tsabit ketika ia berusia 13 tahun. Dalam waktu singkat, Zaid bin Tsabit berhasil menyempurnakan misi tersebut, bahkan ia mampu berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Ibrani seperti penutur aslinya.</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Potensi yang dimiliki Zaid yang diperkenalkan oleh ibundanya mampu dibaca dan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Rasulullah Saw. Para sejarawan atau penulis <i>thabaqat sahabat </i>seperti Ibnu Atsir, Ibnu ‘Abdil Barr dan lainnya mencatat bahwa Zaid diperintahkan oleh Rasulullah untuk mempelajari bahasa Suryani. Bahasa ini termasuk bahasa yang populer pada zaman itu. Bahasa Suryani dapat dikuasai oleh Zaid kurang dari dua puluh hari. Sejak saat itu Zaid bin Tsabit aktif sebagai penerjemah bagi pemerintahan Islam Madinah, penulis wahyu, penulis surat, peserta perundingan antara kabilah-kabilah atau negara asing dengan negara Islam Madinah. Sekali lagi, semua itu mulai dia lakukan ketika ia berusia 13 tahun. Beliau tetap tekun melaksanakan semua amanah itu hingga masa kenabian berakhir, beralih kepada masa Khulafa Rasyidin. Bukan hanya handal di dalam bidang di atas, Zaid bin Tsabit juga dikenal sebagai sahabat yang ahli dalam <i>faraidh</i> dan imam fikih penduduk Madinah.</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
Peran an-Nawar binti Malik di dalam kegemilangan karir, amal, dan jihad intelektual Zaid bin Tsabit tentu sangatlah besar. An-Nawar lah yang mampu membaca potensi anaknya, mengarahkannya dan mendukung anaknya semaksimal mungkin. Ia bahkan mengajak beberapa anggota kabilahnya menghadapkan anaknya kepada Nabi Muhammad Saw, seorang kepala negara, pemimpin ummat untuk menunjukan kemampuan anaknya. Tentu hal itu membangkitkan kepercayaan diri putranya. An-Nawar binti Malik adalah seorang <i>single parent</i>, tetapi itu tidak menjadi alasan baginya untuk menelantarkan anaknya demi mencari uang.</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
*Disadur dari rubrik Uswah Majalah Tabligh edisi Rajab – Sya’ban 1433</div>
<div style="color: #444444; font-family: Helvetica, 'Helvetica Neue', Arial; font-size: 16px; line-height: 20px; text-align: justify;">
(esqiel/muslimahzone.com)</div>
Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-9409565930907730412012-06-21T09:17:00.001-07:002012-06-21T09:17:43.389-07:00Belajarlah, Duhai Ukhti Muslimah<div style="text-align: justify;">
Muslimah yang dirahmati Allah, Allah telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu sepanjang hayat. Perintah dalam kaidah fiqh adalah sebuah kewajiban. Bertambahnya umur kita bukan berarti gugurnya sebuah kewajiban, apalagi kewajiban yang satu ini. Sungguh sebuah kesalahan besar bila menganggap belajar bagi seorang wanita terhenti saat dia mulai berumah tangga, “ujung-ujungnya juga ke dapur”, begitu anggapan mereka. </div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar adalah kemestian dan keharusan. Bukan hanya manusia, bahkan hewan sekalipun. Lihatlah kucing liar harus belajar memahami gaya hidup manusia jika ingin menjadi hewan kesayangan di rumah. Lihat pula ketekunan anjing untuk terus belajar menyenangkan hati tuannya. Perhatikan pula hewan-hewan lain yang terus berusaha untuk berdiri, berjalan, hingga mencari makan sendiri.
Apalagi seorang manusia yang telah diberi amanah oleh Allah dengan akalnya yang mengagumkan. Bukankah ayat yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah perintah untuk membaca. Membaca adalah belajar, menuntut ilmu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh mengagumkan perintah Allah ini, perintah yang sangat agung hingga Dia mengulanginya sampai tiga kali.
Ada pepatah mengatakan, di balik seorang yang besar ada seorang wanita yang agung pula. Ini menjadi rahasia seorang bunda jika ingin kelak tersenyum saat melihat buah hatinya menjadi “orang”. Ya, benar bunda, jika kita ingin buah hati kita menjadi anak-anak yang hebat, bukankah seharusnya kita mulai dari diri kita dahulu??!!
Bersenjatakan ilmu, menggenggam dunia dengan ilmu, menjadi tugas kita untuk sukses mendidik buah hati. Caranya?? Tak begitu sulit jika kita pandai memanage waktu belajar kita.
Mulakan dengan membesarkan makna belajar, jangan malah mengecilkan makna belajar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belajar bukan hanya duduk di bangku di dalam kelas atau memegang buku dan pena. Jika seperti ini, maka 24 jam waktu yang kita punya sepenuhnya bisa menjadi waktu belajar, dikurangi waktu tidur. Ketika makna belajar kita perluas, maka ketika kita menonton, kita hanya akan menonton acara yang menambah wawasan kita, bukan sebaliknya.
Jika kita mendengar lagu bahasa asing, kita akan menggunakannya untuk sarana belajar, bukan hanya hiburan semata. Jika kita membuka internet, perpustakaan terluas yang tak terbatas, kita akan memanfaatkan berjuta ilmu di dalamnya tanpa halangan apapun, bukan malah sebaliknya. Belajarlah dari alam, dari jalan, dari teman, dari anak kecil, orang tua, bahkan dari hewan sekalipun.
Selalu biasakan diri membaca. Biasakan memiliki target berapa lembar yang akan kita baca setiap hari. Kebiasaan membaca sangat baik untuk meremajakan kemampuan berfikir kita. Karena otak seperti pisau, semakin diasah akan semakin terasah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sebaliknya, jika dibiarkan akan tumpul, hingga akhirnya tak bisa diajak berfikir. Ia memperkaya perbendaharaan kata kita, pengetahuan serta ilmu kita. Ia adalah jendela dunia. Ingin mengetahui dunia?? Buka dulu jendelanya.
Menulis inti dari bacaan yang telah kita baca juga sebuah metode pembelajaran yang sangat efektif. Atau bisa juga dimulai dengan menulis isi hati. Jangan salah sangka menulis harus didahului dengan bakat. Bukankah sehari-hari kita juga menulis?? Sms, surat,atau bahkan surat cinta untuk suami, catatan belanja, atau malah hutang mungkin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini semua adalah awal yang baik untuk mengembangkannya menjadi bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Ia melatih otak kiri kita untuk mampu menyusun ide dengan baik, juga melatih bahasa dan gaya penyampaian kita.
Dengan menulis, kita menuangkan ide, gagasan, isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan difahami orang lain. Kita juga bisa mentransfer pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bukan hanya kita saja yang dapat merasakan manfaatnya. Kita juga dapat meluapkan amarah dan kekecewaan dengan tulisan, sehingga kemarahan itu tak hanya tersalur dengan cara halus namun mampu menenangkan hati serta menjaga kebersihan jiwa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berdiskusi, mencoba memecahkan masalah bersama teman dengan akal dingin juga merupakan metode pembelajaran yang sangat baik. Ia mengajari kita bagaimana menghargai ide, saran dan kritik orang lain. Diskusi juga dapat memperkaya pengetahuan kita, karena pengalaman setiap orang berbeda-beda. Dengan berdiskusi kita dapat saling berbagi pengalaman, saran, serta pendapat masing-masing.
Muslimah, kewanitaan kita tidak seharusnya menghalangi kita untuk terus maju, menghasilkan karya sebagai kontribusi kita terhadap Izzul Islam wal muslimin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejarah banyak ditorehkan dengan tinta emas perjuangan wanita-wanitanya. Ada wanita-wanita anshar yang tak pernah malu bertanya pada Rosul mulia, demi sebuah ilmu. Ada Sayyidah Aisyah Ummul Mukminin ra, yang menghadiahkan hidupnya untuk ilmu, menghafalnya dari suami tercinta untuk kemudian menyampaikannya pada para sahabat yang banyak menimba ilmu dari beliau sepeninggal Rasulullah. Ada Ummu Rabi’ah Ar-Ro’yi, yang senantiasa mendorong anaknya untuk selalu rakus terhadap ilmu hingga menjadi ulama’ besar Madinah di usianya yang sangat muda.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Benar ukhti muslimah, mereka adalah wanita-wanita agung, dari tangan mereka terlahir manusia-manusia agung pula. Masih banyak ummu-ummu lain yang membaktikan dirinya untuk ilmu demi masa depan anak-anaknya. Termasukkah kita di dalamnya??
Ukhti, jadikan setiap waktu dan gerakan kita adalah belajar. Jangan biarkan kekecewaan menghiasi hidup kita saat kesempatan untuk belajar itu menjauh tanpa dapat kita raih kembali. Saat kita berkata “seandainya… seandainya dulu aku begini dan begitu…”.
Jangan pernah berhenti belajar selama umur masih berpihak pada kita. “Fa idzaa faroghta fanshob…”. Jika telah selesai dari satu urusan, maka kerjakan urusan yang lain. Usahakan kita untuk selalu bergerak. Bahkan semakin kita cepat bergerak, semakin besar kemungkinan kita melakukan hal yang besar untuk diri dan umat serta Islam. Karena semua orang sukses bergerak dengan cepat. Wallahu ‘alam bisshawab </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga Allah memberikan kita semangat untuk terus belajar..
Selamat belajar…</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-60429060401348784042011-12-16T08:15:00.000-08:002011-12-16T08:16:18.973-08:00Zuhudlah Terhadap Dunia…“Zuhudlah terhadap dunia, niscaya kamu dicintai Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya kamu akan dicintai oleh mereka.” (HR. Ibnu Majah. Ibnu Hajar berkata dalam Bulughul Maram, isnadnya hasan)<br /><br />Pengertian zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya.<br /><a name='more'></a><br /><br />Zuhud terhadap dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan membuang harta. Tetapi zuhud terdahap dunia adalah engkau lebih yakin dan percaya kepada apa yang di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Juga engkau bersikap sama, baik ketika ditimpa musibah maupun tidak, serta dalam pandanganmu, orang lain adalah sama, baik yang memujimu atau yang mencelamu karena kebenaran.<br /><br />Tingkatan Zuhud<br /><br />Pertama,<br /><br />Seseorang yang zuhud terdahap dunia, tetapi ia sebenarnya menginginkannya. Hatinya condong kepadanya, jiwanya berpaling kepadanya, namun ia berusaha untuk mencegahnya. Ini adalah mutazahhid (orang yang berusaha zuhud).<br /><br />Kedua,<br /><br />Seseorang meninggalkan dunia – dalam rangka taat kepada Allah Ta’ala – karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang hina dina, jika dibandingkan dengan apa yang hendak digapainya. Orang ini sadar betul bahwa ia berzuhud, walaupun ia juga memperhitungkannya. Keadaan pada tingkatan ini seperti meninggalkan sekeping dirham untuk mendapatkan dua keping dirham.<br /><br />Ketiga,<br /><br />Seseorang yang zuhud terhadap dunia dalam rangka taat kepada Allah dan dia berzuhud dalam kezuhudannya. Artinya ia melihat dirinya tidak meninggalkan sesuatupun. Keadaannya seperti orang yang membuang sampah, lalu mengambil mutiara. Perumpamaan lain adalah seperti seseorang yang ingin memasuki istana raja, tetapi dihadang oleh seekor anjing di depan pintu gerbang. Lalu ia melemparkan sepotong roti untuk mengelabui anjing tadi. Dan ia pun masuk menemui sang raja.<br /><br />Begitulah, setan adalah anjing yang menggonggong di depan pintu gerbang menuju Allah Ta’ala, menghalangi manusia untuk memasukinya. Padahal pintu itu terbuka, hijabpnya pun tersingkap. Dunia ini ibarat sepotong roti. Siapa yang melemparkannya agar berhasil menggapai kemuliaan Sang Raja, bagaimana mungkin masih memperhitungkannya?<br /><br />Wallahu a’lam<br /><br />Diringkas dari buku Tazkiyatun Nafs, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauiyyah, Imam al-GhazaliAdminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-77405027141646070872011-11-26T08:11:00.000-08:002011-11-26T08:14:35.115-08:00Aku Cinta Rasul (Akhlak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)<div style="text-align: justify;">Beliau adalah manusia yang paling mulia akhlaknya. Beliau sangat dermawan, paling dermawan di antara manusia. Pada bulan Ramadhan, beliau lebih dermawan lagi, lebih kencang memberi dibanding angin yang berhembus.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika memilih urusan, beliau pilih yang paling mudah selama tidak melanggar syariat Allah. Beliau sangat menghindar dari dosa. Jika diri beliau dizalimi, beliau sangat sabar. Namun, jika hak Allah yang dilanggar, beliau sangat murka.</div><div style="text-align: justify;"><br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;">Sangat pemalu melebihi gadis pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, langsung terlihat pada raut wajahnya. Beliau tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau suka maka dimakanlah makanan itu. Jika tidak suka, maka beliau tinggalkan tanpa mencelanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(Sumber: HR. Al-Bukhari, no. 3549, 35554, 3560, 3562, dan 3563)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bicaranya sangat fasih dan jelas. Beliau menguasai logat-logat bangsa Arab. Mampu berbicara pada tiap suku bangsa Arab dengan logat masing-masing suku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jika dimintai sesuatu, beliau tidak pernah menjawab, “Tidak.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau sangat pemberani. Berapa banyak para pemberani dan patriot yang jika bertemu beliau, mereka lari. Ali bin Abi Thalib berkata, “Jika kami sedang ketakutan dan dikeppung bahaya, kami berlindung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tak satu pun yang jaraknya lebih dekat kepada musuh selain beliau.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau sangat jujur dan amanah. Sebelum diutus menjadi nabi dan rasul, beliau dijuluki “Al-Amin”. Al-Amin artinya “yang terpercaya”. Bahkan, musuh pun mengakui kejujuran dan amanahnya. Abu Jahal pernah berkata, “Kami tidak mendustakan dirimu, tetapi kami mendustakan ajaranmu.”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau sangat tawadhu` dan jauh dari sifat sombong. Jika beliau datang ke suatu majelis, beliau tidak mau disambut seperti raja. Biasanya, jika seorang raja datang, orang-orang berdiri untuk menyambutnya. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak ingin disambut seperti raja. Mari kita lihat, betapa rendah hatinya beliau.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau biasa menjenguk orang sakit, duduk-duduk bersama orang miskin, memenuhi undangan hamba sahaya, dan duduk-duduk bersama sahabatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau sangat suka memenuhi janji, menyambung tali persaudaraan, paling penyayang, dan lembut terhadap orang lain, suka memaafkan, dan lapang dada. Terhadap pembantu, beliau tidak pernah membentak atau menyalahkan pekerjaan pembantunya yang tidak beres. Terhadap orang miskin, beliau cinta dan suka duduk-duduk bersama. Beliau menghadiri (pemakaman, ed) jenazah orang-orang miskin, dan tidak mencela orang miskin karena kemiskinannya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Beliau senantiasa gembira, lebih banyak diam. Tawa beliau adalah dengan senyuman. Jika bicara tidak terlalu pelan dan tidak terlalu keras suaranya. Bicaranya jelas, bahasanya fasih dan mudah dimengerti.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">(Sumber: Ar-Rakhiqul Makhtum, hlm. 489–493)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-11700338484291109572011-11-26T08:06:00.000-08:002011-11-26T08:10:16.050-08:00Cinta Sejati Dalam Pandangan Islam<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqopFsGgyPP4CFy1Yu_3R-FVWBJWHDxCrX0ORXyz9DUDnSxlUB3N_0yh0_dS-gRfbxkdBKQOfBVPpXqPv04UPm6rlOr_hvpnpmOhsiTDFIpGZpDpamrRG7z5C9OQkRz-qexs4f3FQDBmIk/s1600/bunga98.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqopFsGgyPP4CFy1Yu_3R-FVWBJWHDxCrX0ORXyz9DUDnSxlUB3N_0yh0_dS-gRfbxkdBKQOfBVPpXqPv04UPm6rlOr_hvpnpmOhsiTDFIpGZpDpamrRG7z5C9OQkRz-qexs4f3FQDBmIk/s320/bunga98.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5679337143334374866" /></a><br /><div style="text-align: justify;">Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?<br /><a name='more'></a><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah</div><div style="text-align: justify;">Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?</div><div style="text-align: justify;">Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita </div><div style="text-align: justify;">Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.</div><div style="text-align: justify;">Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,</div><div style="text-align: justify;">Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dan pada hadits lain beliau bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">www.pengusahamuslim.com</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-64816496407117704922011-11-16T00:31:00.000-08:002011-11-16T00:33:32.587-08:00Doa Nabi Daud as Memohon Cinta Allah<div style="text-align: justify;">Nabi Daud ’alihis-salaam merupakan seorang hamba Allah yang sangat rajin beribadah kepada Allah. Hal ini disebutkan langsung oleh Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat rajin mendekatkan diri kepada Allah. Beliau sangat rajin memohon kepada Allah agar dirinya dicintai Allah. Beliau sangat mengutamakan cinta Allah lebih daripada mengutamakan dirinya sendiri, keluarganya sendiri dan air dingin yang bisa menghilangkan dahaga musafir dalam perjalanan terik di tengah padang pasir. Inilah penjelasan Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam mengenai doa Nabi Daud tersebut:</div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Setidaknya terdapat empat hal penting di dalam doa ini. Pertama, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon cinta Allah. Beliau sangat faham bahwa di dunia ini tidak ada cinta yang lebih patut diutamakan dan diharapkan manusia selain daripada cinta yang berasal dari Allah Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang). Apalah artinya seseorang hidup di dunia mendapat cinta manusia –bahkan seluruh manusia- bilamana Allah tidak mencintainya. Semua cinta yang datang dari segenap manusia itu menjadi sia-sia sebab tidak mendatangkan cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebaliknya, apalah yang perlu dikhawatirkan seseorang bila Allah mencintainya sementara manusia –bahkan seluruh manusia- membencinya. Semua kebencian manusia tersebut tidak bermakna sedikitpun karena dirinya memperoleh cinta Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sebab itulah Nabi Daud ’alihis-salaam tidak menyebutkan dalam awal doanya harapan akan cinta manusia. Beliau mendahulukan cinta Allah di atas segala-galanya. Beliau sangat menyadari bahwa bila Allah telah mencntai dirinya, maka mudah saja bagi Allah untuk menanamkan cinta ke dalam hati manusia terhadap Nabi Daud ’alihis-salaam. Tetapi bila Allah sudah mebenci dirinya apalah gunanya cinta manusia terhadap dirinya. Sebab cinta manusia terhadap dirinya tidak bisa menjamin datangnya cinta Allah kepada Nabi Daud ’alihis-salaam.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam beliau bersabda: “Bila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah berseru kepada Jibril: “Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah dia.” Jibrilpun mencintainya. Kemudian Jibril berseru kepada penghuni langit: ”Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka kalian cintailah dia.” Penghuni langitpun mencintainya. Kemudian ditanamkanlah cinta penghuni bumi kepadanya.” (HR Bukhary 5580)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kedua, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah cinta orang-orang yang mencintai Allah. Sesudah mengharapkan cinta Allah lalu Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah kasih-sayang dari orang-orang yang mencintai Allah, sebab orang-orang tersebut tentunya adalah orang-orang beriman sejati yang sangat pantas diharapkan cintanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal ini sangat berkaitan dengan Al-Wala’ dan Al-Bara’ (loyalitas dan berlepas diri). Yang dimaksud dengan Al-Wala’ ialah memelihara loyalitas kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman. Sedangkan yang dimaksud dengan Al-Bara’ ialah berlepas diri dari kaum kuffar dan munafiqin. Karena loyalitas mu’min hendaknya kepada Allah, RasulNya dan orang-orang beriman, maka Nabi Daud ’alihis-salaam berdoa agar dirinya dipertemukan dan dipersatukan dengan kalangan sesama orang-orang beriman yang mencintai Allah. Dan ia sangat meyakini akan hal ini.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sesungguhnya Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersada: “Ruh-ruh manusia diciptakan laksana prajurit berbaris, maka mana yang saling kenal di antara satu sama lain akan bersatu. Dan mana yang saling mengingkari di antara satu sama lain akan berpisah.” (HR muslim 4773)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Ketiga, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan-perbuatan yang dapat mendatangkan cinta Allah. Setelah memohon cinta Allah kemudian cinta para pecinta Allah, selanjutnya Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar ditunjuki perbuatan dan amal kebaikan yang mendatangkan cinta Allah. Ia sangat khawatir bila melakukan hal-hal yang bisa mendatangkan murka Allah. Beliau sangat khawatir bila berbuat dengan hanya mengandalkan perasaan bahwa Allah pasti mencintainya bila niat sudah baik padahal kualitas dan pelaksanaan ’amalnya bermasalah. Maka Nabi Daud ’alihis-salaam sangat memperhatikan apa saja perkara yang bisa mendatangkan cinta Allah pada dirnya. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah mencintai Ash-Shobirin (orang-orang yang sabar). Siapakah yang dimaksud dengan Ash-Shobirin? Apa sifat dan perbuatan mereka sehingga menjadi dicintai Allah?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">”Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS Ali Imran ayat 146)</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Keempat, Nabi Daud ’alihis-salaam memohon kepada Allah agar menjadikan cinta Allah sebagai hal yang lebih dia utamakan daripada dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin. Kemudian pada bagian akhir doa ini Nabi Daud ’alihis-salaam kembali menegaskan betapa beliau sangat peduli dan mengutamakan cinta Allah. Sehingga beliau sampai memohon kepada Allah agar cinta Allah yang ia dambakan itu jangan sampai kalah penting bagi dirinya daripada cinta dirinya terhadap dirinya sendiri, terhadap keluarganya sendiri dan terhadap air dingin.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Mengapa di dalam doanya Nabi Daud ’alihis-salaam perlu mengkontraskan cinta Allah dengan cinta dirinya sendiri, keluarganya dan air dingin? Sebab kebanyakan orang bilamana harus memilih antara mengorbankan diri dan keluarga dengan mengorbankan prinsip hidup pada umumnya lebih rela mengorbankan prinsip hidupnya. Yang penting jangan sampai diri dan keluarga terkorbankan. Kenapa air dingin? Karena air dingin merupakan representasi kenikmatan dunia yang indah dan menggoda. Pada umumnya orang rela mengorbankan prinsip hidupnya asal jangan mengorbankan kelezatan duniawi yang telah dimilikinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Jadi bagian terakhir doa Nabi Daud ’alihis-salaam mengandung pesan pengorbanan. Ia rela mengorbankan segalanya, termasuk dirinya sendiri, keluarganya sendiri maupun kesenangan duniawinya asal jangan sampai ia mengorbankan cinta Allah. Ia amat mendambakan cinta Allah. Nabi Daud ’alihis-salaam sangat faham maksud Allah di dalam Al-Qur’an:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div> <div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.” (QS At-Taubah ayat 24)</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-17157705799756568062011-11-16T00:24:00.000-08:002011-11-16T00:29:00.462-08:0010 hal untuk mendatangkan cinta Allah<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF4wRzmc3knxoFS_9KrJYGKQ3nmA9eGnh9dxgoSYQ0nrxHmUwviocAeLZg-EW-3hkfN8fK0YbaC_JOfd_cHELjfk9aH_lYdhPLCHLNkBCcqsA3ResHokUOpXxcJyvxk937FOZoQ3qbfi9Z/s1600/cinta-allah1.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF4wRzmc3knxoFS_9KrJYGKQ3nmA9eGnh9dxgoSYQ0nrxHmUwviocAeLZg-EW-3hkfN8fK0YbaC_JOfd_cHELjfk9aH_lYdhPLCHLNkBCcqsA3ResHokUOpXxcJyvxk937FOZoQ3qbfi9Z/s320/cinta-allah1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5675507771377096082" /></a><div style="text-align: justify;"><b>Pertama</b>, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedua</b>, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib. Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta. </div><a name='more'></a><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketiga</b>, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keempat</b>, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kelima</b>, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah, fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut). </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Keenam</b>, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Ketujuh</b>, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kedelapan</b>, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesembilan</b>, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain. </div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;"><b>Kesepuluh</b>, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati.</div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4236521432117917793.post-62118549121080032302011-09-03T08:59:00.000-07:002011-09-03T09:11:17.970-07:00Mengapa Hatimu Begitu Keras Dan Hidupmu Terasa Kacau?<div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Dunia, lagi- lagi dunia, mengeraskan hati bagi jiwa- jiwa yang lalai. Menundukkan ketegaran bagi pemegang iman yang lemah dan mengacaukan pikir manusia berhati gersang.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Episode selanjutnya, adalah kesempitan dada, hidup penuh dengan goncangan, dan tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Betapa kasihannya manusia seperti ini. Ibarat tenggelam dalam lautan luas tanpa batas, dia sama sekali tidak memiliki pegangan apapun, sampai akhirnya dia tenggelam dan... mati.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /><a name='more'></a>
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan neraka adalah diciptakan untuk melunakkan hati yang keras.</span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px;">
<br /></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Tengoklah betapa hati yang keras begitu sangat kering dan merongrong hidup manusia tersebut terus-menerus, sedang kegundahannya muncul terhadap segala sesuatu. Jiwanya pun terasa kosong, sehingga bagian tubuhnya yang lain ikut bercermin kepadanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Dengarkan lisannya. Dia bergerak tanpa berpikir. Bagai menyebar bulu keluar dijalan, sehingga dalam beberapa detik bulu- bulu itu hilang entah kemana. Ketika manusia tersebut berniat kembali untuk menemukan dan membersihkannya, hal itupun menjadi hal yang mustahil untuk dilakukan. Maka banyak tersakitilah hati- hati saudaranya karena ketajaman kata dari lidah yang tiada berdzikir.</span></div><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><p style="text-align: justify;font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; "><span class="font3">Lisan adalah anak kandung hati. Lisan mengikuti hati. Hati yang keras adalah hati yang kosong dari berbagai nasehat yang baik, dan akan menjadi buta karenanya. Dan bila seseorang telah buta hatinya maka ia akan semakin jauh dari cahaya Illahi.</span></p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Begitulah gambaran jelas ketika kekerasan hati sudah terlanjur menancap dan akhirnya si manusia hanya menjadi budak dan bulan- bulanan nafsu, sedang setan sebagai pengemudinya. Naudzubillah...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px;">
<br /></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; line-height: 18px;">
<br /></span></span></div></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Maka tidak adalah keraguan atas firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman Dalam Az Zumar 22 : "Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata."</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Sungguh betapa betapa kasihan manusia- manusia itu...</span></div><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><blockquote style="line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 20px; margin-bottom: 1em; margin-left: 20px; padding-left: 50px; width: 250px; font-size: 13px; color: rgb(0, 119, 255); font-family: 'arial black', trebucet, georgia; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; "><p style="text-align: justify;">...Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan neraka adalah diciptakan untuk melunakkan hati yang keras...</p></blockquote></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Saudaraku...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Dalam sendiri, jujurlah pada diri, apakah kau merasa jauh dari Allah? Jika ya, mungkin saja keadaan hatimu sudah sedemikian mengeras. Dan pantaslah jika kau bersedih, sebab hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang paling keras, dan jika hati sudah mengeras maka indrawi pun terasa gersang. Hatimu yang keras bisa saja ditimbulkan oleh empat hal yang dilakukan melebihi kebutuhan: makan, tidur, bicara, dan pergaulan.</span></div><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><p></p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Maka Berhentilah!...</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><p></p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Sudahilah derita penyiksaan atas dirimu sendiri itu!Sudahilah semua kekacauan hidupmu yang diakibatkan kekerasan hatimu ini! Tidakkah kau kasihan melihat sampai seperti itu kau mendholimi dirimu sendiri?</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><p></p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Menyerahlah!...</span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><p></p></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Karena hanya Allah yang akan mengeyangkan batinmu dengan kebahagiaan.Bukankah itu yang selama ini kau cari?. Menyerahlah kepada sang Maha Rahman, sumber kebahagiaan sejatimu.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Kembalilah!...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Kembalilah untuk berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang nampak di pelupuk matamu, dan kau pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika hatimu senantiasa disuapi dzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerusakan, maka kau pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Bukankah selama ini kaupun tumbuh dalam kasih sayang dan kelembutan Allah sang maha rahman, lalu mengapa kau tetap harus berkeras hati menyebarkan kekerasan dan kekasaran hati dan lisanmu kepada sesamamu? Tidakkah dapat kau rasakan kasih dari Tuhanmu?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Bukankah Allah juga mengkaruniakan akal kepada kita untuk menjadi manusia berhati lembut dan penuh kasih sayang? Lalu mengapa kau masih berkasar hati? ataukah sudah karena saking terlalu banyaknya dosa yang menutup sehingga cahaya hati terlalu susah untuk menyinari lagi?</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Saudaraku...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan hidup dalam kebaikan. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya. Adapun mereka yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Dan siapapun yang ingin mensucikan hatinya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Kerapuhan hati kita adalah karena lalai dan merasa aman, sedang tenangnya batin adalah karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dzikir. Maka tengoklah dan belajarlah dari sebuah hati yang merasa zuhud dari hidangan-hidangan kenikmatan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia ridha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Siapapun, siapapun yang menempatkan hatinya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan hatinya di antara manusia, ia akan semakin kacau dan gersang hatinya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam hati yang teramat mencintai dunia kecuali seperti masuknya gajah ke lubang jarum.</span></div><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "><blockquote style="line-height: 18px; margin-top: 1em; margin-right: 20px; margin-bottom: 1em; margin-left: 20px; padding-left: 50px; width: 250px; font-size: 13px; color: rgb(0, 119, 255); font-family: 'arial black', trebucet, georgia; background-attachment: initial; background-origin: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; "><p style="text-align: justify;">...Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam hati yang teramat mencintai dunia kecuali seperti masuknya gajah ke lubang jarum...</p></blockquote></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Hati kitapun bisa sakit seperti halnya badan yang bisa terluka. Dan obat dari semua itu adalah dengan bertaubat. Hati pun bisa tumpul dan berkarat, seperti benda yang di umbar begitu saja tanpa ada perhatian untuk mengurusnya. Dan cemerlangnya semua itu adalah dengan berdzikir. Hati bisa pula telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Hati pun bisa lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa taala, cinta, tawakkal, bertaubat dan tunduk patuh hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Saudaraku...</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Betapapun kerasnya hidupmu sekarang, namun jagalah hatimu agar senantiasa lembut, mendamaikan dan menyejukkkan, paling tidak untuk dirimu sendiri dahulu. Ketahuilah, bahwa hanya orang yang baik yang akan selalu dekat dengan kebaikan, dan kebaikan akan selalu mendekatkan kepada rahmat dan keberuntungan.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Jika Allah Subhanahu wa Wa'ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Hatinya senantiasa dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya.</span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Wahai jiwa.. tunduklah! Tunduklah kepada sang penguasa langit dan bumi, sang pemegang nyawa dan ubun- ubun manusia,sang penggerak dan pencipta jagad raya. Tunduklah dalam keikhlasan dan kepasrahan kepadaNya. </span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">
<br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span class="Apple-style-span" style="background-color: rgb(255, 255, 255); "></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; background-color: rgb(255, 255, 255); ">Wahai jiwa.. damailah! Damailah dalam kelembutan dan kebaikan sebagai cerminan rahmat dari sang maha Penyayang kepada hamba- hambanya yang senantiasa memenuhi celah kosong mereka dengan keagungan dan keperkasaanNya yang Abadi.</span></div>Adminhttp://www.blogger.com/profile/11193940794631528811noreply@blogger.com0